Profil Desa Karekan

Ketahui informasi secara rinci Desa Karekan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Karekan

Tentang Kami

Jelajahi profil Desa Karekan, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Temukan potensi tersembunyi dari pertanian padi hitam, UMKM klatak dan serabi, hingga pesona wisata Gunung Lumbung yang menawan. Simak dinamika sosial dan pembangunannya di jantung dataran ti

  • Potensi Agraris Unggulan

    Desa ini merupakan pusat pengembangan padi hitam varietas lokal yang memiliki nilai ekonomi tinggi, di samping komoditas pertanian subur lainnya di lahan pegunungan.

  • Kekuatan Ekonomi Kreatif

    UMKM yang hidup dan berkembang, seperti produsen Klatak Karomah dan serabi, menjadi pilar ekonomi alternatif yang menopang kehidupan masyarakat.

  • Gerbang Menuju Wisata Alam

    Memiliki aset alam berupa Gunung Lumbung yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata dan pendakian unggulan di Kabupaten Banjarnegara.

Pasang Disini

Terletak di antara perbukitan sejuk Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Karekan menjelma menjadi sebuah wilayah yang dinamis, berupaya menyeimbangkan tradisi agraris dengan potensi ekonomi dan pariwisata yang kian menggeliat. Dengan topografi dataran tinggi yang subur, desa ini tidak hanya menjadi lumbung pangan bagi warganya tetapi juga menyimpan pesona alam dan kekayaan UMKM yang siap untuk dikembangkan lebih jauh.

Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa Saman ini terus berbenah, mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berjarak sekitar 27 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara, Karekan menjadi salah satu dari 16 desa di Kecamatan Pagentan yang memiliki karakteristik unik, baik dari sisi geografis, sosial, maupun ekonomi. Upaya pengembangan ini menjadi kunci untuk membuka potensi yang lebih besar di masa depan.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Karekan secara geografis berada di wilayah pegunungan dengan ketinggian antara 622 hingga 1.263 meter di atas permukaan laut. Posisi ini memberikannya hawa yang sejuk dan tanah yang subur, sangat ideal untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Berdasarkan data publikasi "Kecamatan Pagentan Dalam Angka", luas wilayah Desa Karekan mencapai 4,68 km².

Secara administratif, Desa Karekan berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di dalam dan di luar Kecamatan Pagentan. Di sebelah utara, wilayahnya bersebelahan dengan area Kecamatan Pejawaran. Sementara itu, batas-batas lainnya dikelilingi oleh desa-desa tetangga seperti Kasmaran, Pagentan dan Plumbungan, menjadikannya bagian integral dari tatanan sosial dan ekonomi di kawasan tersebut.

Menurut data kependudukan terbaru dari Sistem Informasi Desa (SID) per tahun 2025, Desa Karekan dihuni oleh 2.818 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 1.460 penduduk laki-laki dan 1.358 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk Desa Karekan tercatat sekitar 602 jiwa per kilometer persegi. Populasi ini tersebar di beberapa dusun, antara lain Dusun Tempuran, Watupayung, Karekan Wetan, Karekan Kulon, dan Kauripan yang merupakan cikal bakal desa ini. Komposisi penduduk yang dinamis menjadi modal sosial yang penting dalam pembangunan desa.

Perekonomian Berbasis Agraris dan Kreativitas Lokal

Tulang punggung perekonomian Desa Karekan ialah sektor pertanian. Lahan yang didominasi oleh tegalan dan kebun dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat untuk menanam berbagai komoditas. Salah satu produk pertanian yang menjadi kebanggaan dan memiliki potensi besar yaitu padi hitam. Varietas lokal ini, terutama yang dikembangkan di Dusun Watupayung, memiliki nilai jual yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Meskipun saat ini produksinya masih terbatas untuk konsumsi lokal dan skala kecil, padi hitam merupakan warisan turun-temurun yang potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan desa.

"Pengembangan padi hitam ini menjadi salah satu fokus kami. Selain memiliki nilai gizi yang lebih tinggi, harganya di pasaran juga cukup menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan para petani," ujar seorang perangkat desa. Tantangan utama yang dihadapi ialah produktivitas yang masih perlu ditingkatkan melalui pencarian varietas unggul dan teknik budidaya yang lebih modern, tanpa meninggalkan kearifan lokal seperti penggunaan anai-anai (alat panen tradisional).

Di samping pertanian, denyut ekonomi kreatif juga sangat terasa melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dua produk olahan makanan yang cukup dikenal dari desa ini yakni "Klatak Karomah" dan serabi. Klatak, makanan ringan berbahan dasar singkong dengan rasa gurih, telah diproduksi sejak tahun 1993 oleh Ibu Jariyah dan suaminya. Usaha ini mampu mengolah puluhan kilogram singkong setiap hari, menunjukkan keberlangsungan dan potensi pasarnya. Begitu pula dengan serabi, penganan tradisional yang terus dijaga eksistensinya sebagai bagian dari kekayaan kuliner lokal dan menjadi sumber pendapatan bagi warga.

Pemerintah desa bersama dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), terus berupaya memberikan pendampingan untuk memaksimalkan potensi UMKM ini, mulai dari inovasi produk, pengemasan, hingga strategi pemasaran yang lebih luas.

Pesona Gunung Lumbung Sebagai Destinasi Wisata Masa Depan

Salah satu aset terbesar yang dimiliki Desa Karekan ialah keindahan alamnya. Gunung Lumbung, yang puncaknya berada di wilayah desa dengan ketinggian mencapai 1.348 mdpl, disebut-sebut sebagai "surga tersembunyi" yang menawarkan panorama alam memukau. Secara geografis, gunung ini terletak di perbatasan antara Kecamatan Pagentan dan Pejawaran, memberikan pemandangan alam yang luas dan udara pegunungan yang segar.

Potensi Gunung Lumbung sebagai destinasi wisata alam dan pendakian sangat besar. Pemerintah Desa Karekan, didukung oleh komunitas lokal dan mahasiswa, mulai memperkenalkan potensi ini kepada publik. Berbagai artikel dan promosi di media sosial gencar dilakukan untuk menarik minat wisatawan. Pengembangan yang terencana dan berkelanjutan menjadi kunci agar pesona alam Gunung Lumbung tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga tetap terjaga kelestariannya.

"Kami berharap Gunung Lumbung bisa menjadi ikon wisata baru di Banjarnegara. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pegiat wisata sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini. Tentu dengan tetap memprioritaskan konservasi alam," ungkap Saman, Kepala Desa Karekan, dalam sebuah kesempatan. Inisiatif penanaman pohon dan pengenalan tanaman obat di sekitar area gunung menjadi bukti komitmen terhadap pengembangan ekowisata yang bertanggung jawab.

Tantangan Pembangunan dan Dinamika Sosial

Di tengah berbagai potensi yang dimiliki, Desa Karekan juga dihadapkan pada sejumlah tantangan pembangunan. Salah satu isu krusial yang menjadi perhatian serius pemerintah desa dan kabupaten yakni angka stunting. Data per Juni 2024 menunjukkan adanya kenaikan jumlah balita penderita stunting, mencapai 20,8%. Kondisi ini mendorong dilaksanakannya rapat koordinasi percepatan penanganan stunting yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari kader kesehatan hingga pemerintah kecamatan. Program seperti pembuatan kebun gizi dan pemanfaatan lahan pekarangan digalakkan sebagai upaya pemenuhan gizi keluarga.

Di sektor infrastruktur, kondisi geografis yang berbukit menjadi tantangan tersendiri. Namun berbagai upaya pembangunan terus dilakukan. Salah satu contoh nyata kepedulian dari pihak eksternal adalah hibah pembangunan gedung SDN 3 Karekan senilai Rp 750 juta dari program CSR sebuah bank nasional pada tahun 2023. Bantuan ini sangat berarti mengingat kondisi bangunan sekolah sebelumnya cukup memprihatinkan akibat kondisi tanah yang bergerak.

Kehidupan sosial masyarakat Desa Karekan sendiri masih sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini menjadi modal sosial yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan dan melaksanakan program-program pembangunan. Dengan sinergi antara pemerintah desa yang proaktif, masyarakat yang partisipatif, serta dukungan dari berbagai pihak, Desa Karekan optimis menatap masa depan yang lebih cerah, menjadikan setiap potensi sebagai motor penggerak kemajuan wilayah.